Terima kasih semoga Biografi Biodata dan Profil biografi aa maramis - biodata mr aa maramis -
- alexander andries maramis
Silahkan disimak mengenai Biografi Pahlawan Republik Indonesia untuk mengenang jasa pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia Kita tercinta Ini. silahkan Lihat Biografi AA Maramis Pahlawan asli ManadoMr. Alexander Andries Maramis (lahir di Manado, Sulawesi Utara, Hindia Belanda tahun 1897 – meninggal di Indonesia tahun 1977; usia 79/80 tahun) adalah anggota KNIP, anggota BPUPKI dan Menteri Keuangan pertama Republik Indonesia dan merupakan orang yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pada tahun 1945. Adik kandung Maria Walanda Maramis ini menyelesaikan pendidikannya dalam bidang hukum pada tahun 1924 di Belanda.
Pada waktu Agresi Militer Belanda II, AA Maramis berada di New Delhi, India dan ditugasi untuk memimpin Pemerintah RI dalam pengasingan. Ia kemudian menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Darurat yang diketuai oleh Sjafruddin Prawiranegara.
                         A.A. Maramis (Alexander Andreis Maramis)
Ketika  dilahirkan pada tahun 1897, tidak ada seorang pun yang berani menduga  bahwa anak itu kelak akan menjadi tokoh yang disegani dan disenangi.  Secara diam-diam ia tumbuh di besarkan di tengah-tengah keluarga petani  yang kebetulan memiliki kemampuan ekonomi di atas rata-rata petani  Minahasa pada zaman itu. Ia memperoleh perlakuan kasih saying dari kedua  orang tuanya. Begitu halnya dengan saudara saudaranya.
Setelah  cukup usianya maka ia disekolahkan seperti anak-anak lain pada umumnya.  Sementara menuntut ilmu di ELS dimana diajarkan bahasa Belanda, ibunya  meninggal dunia. Ia merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya ibunya  yang amat dicintainya. Ayahnya kemudian kawin lagi. Kota Jakarta  memiliki arti teersendiri untuknya, disamping Manado. Di sana ia harus  tinggal dan bergaul di rumah keluarga Belanda, selain harus menuntut  ilmu dan mengikat persahabatan dengan kawan-kawan sekolahnya di HBS. Ia  mulai mengerti mengapa ia harus belajar bahasa dan kebudayaan Belanda.
Kegunaan  praktis bahasa dan kebudayaan Belanda dan wawasan kenasionalan yang  baru dan mulai melembaga, telah menempa jiwanya Alex Maramis yang sedang  beranjak dewasa. Setelah lulus HBS, maka bertiga dengan Ahmad Soubardjo  dan Datuk Pamanjuntak dari Sumatra Barat, mereka pergi ke negeri  Belanda untuk menuntut ilmu. Tapi di negeri Belanda situasinya berbeda  dengan di Jakarta, apalagi Manado. Udara kebebasan yang mereka hirup di  Eropa sama sekali tidak pernah mereka alami di Indonesia. Para mahasiswa  kita mulai bergerak kea rah persatuan dan kesatuan diman Alex Maramis  berada di tengah-tengah arus yang sedang membanjir itu. Indische  Vereninging yang mereka bentuk sejak 1908 di ganti atas persetujuan  bersama menjadi Perhimpunan Indonesia. Kebanggaan identitas Indonesia  telah berkecambah dan mulai menguasai alam pikirannya.
Sebagai  seorang sarjana hukum, Alex Maramis kembali ke Indonesia pada tahun  1924. Sebenarnya dapat bekerja untuk kepentingan colonial, tetapa hal  itu tidak dilakukukannya. Satu-satunya cara adalh bekerja sebagai  Advokat dan pengacara di mana ia dapat langsung mendengar  keluhan-keluhan rakyat tertindas., sebagaimana yang dilakukan oleh  ayahnya. Namun masa lalu telah membuat Alex Maramis siap untuk mencintai  dan di cintai seorang janda muda keturunan Belanda: Elizabet Marei  Diena Veldhoedt. Kedunya sepakat untuk menikah pada tahun 1928, dua  tahun setelah Alex Maramis pindah ke Palembang. Sekarang ia mempunyai  seorang anak tiri yang dibwaw masuk istrinya ke lingkungan keluarga  mereka. Sebagai awal tanda kasihnya terhadap anak itu, ia menamakannya  Lexy Maramis.
Sejalan  dengan  keanggotannya dalam Perhimpunan Indonesia, maka ketika PNI di  bentuk tahun 1927, ia masuk menjadi  anggota. Ketika para pimpinan  partai itu di tangkap dimana-mana, ia sedang di Palembang dan terhindar  dari tindakan pemerintah colonial pada waktu itu. Sejak masih di negeri  Belanda, ia sudah  berkata kepada teman-teman seperjuangannya dalm  Perhimpunan Indonesia bahwa perjuangan tidak hanya membutuhkan  perjuangan yang matang dan sasaran yang jelas. Di lain pihak, perjuangan  membutuhkan pula kesiapan dana untuk menunjang perjuangan itu sendiri,  suatu hal yang tidak dilakukan oleh PNI. Hal ini nyata dengan  diangkatnya Alex Maramis dalam tiga masa jabatan sebagai Menteri  Keuangan dimasa revolusi diman perjuangan nasional sangat membutuhkan  dukungan dana. Pada masa itu, ia ikut mendirikan KRIS dan mengantar  penyelundupan emas dan opium ke luar negeri setelah berhasil menembus  blikade musuh.
Dalam  beberapa situasi yang kritis dan menentukan, ia selalu tampil ke depan.  Ia ikut menandatangani Piagam Jakarta. Sebagai Menteri keuangan, ia  mengambil alih jabatan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri agar PDRI  dapat berfungsi melanjutkan perjuangan pada masa itu. Kejujuran dan  hasil perjuangannya selam menjabat Menteri keuangan, di lengkapi pahit  getir yang di kecapnya. Antar lain sebagai Duta Istimewa dengan kuasa  penuh untuk memeriksa administrasi keuangan dan dan personil di  perwakilan-perwakilan Indonesia di luar negeri. Jabatannya sebagai  Penasehat Delegasi ke perundingan KMB di negeri Belanda. Aknirnya  menjadi Duta Besar di berbagai Negara. Ke semua jabatan itu menuntut  pengabdian yang tinggi dan jiwa besar seorang pemimpin seperti Alex  Maramis ini.
Selama  itu ia tetap menjadi seorang suami yang di kasihi, seorang ayah tiri  yang bijaksana, dan seorang anggota keluarga Maramis yang paling  menyenangkan. Penuh disiplin pribadi, jujur dalam nerbagai jabatan,  Diplomat yang pandai dan tahu harga diri nasional. Tepatlah ia apabila  orang menilainya “Sepi Ing Pmrih, Rame Ing Gawe”. Tidak pernah ia  menuntut jasa atau mengih janji. Alex Maramis, tokoh yang pernah  memegang berbagai jabatan menteri dan duta besar, puluhan tahun lamanya  hidupmiskin beserta keluarganya, jauh dari tanah air. Dan pada tahun  1977, ia di pianggil pulang ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.  Sempurnalah sudah kehadirannya di dunia ini.
sumber referensi: Wikipedia
0 comments:
Post a Comment